Translate

Rabu, 09 Mei 2012

Terapi Ion Rendam Kaki Benar Terapi Atau Penipuan



Pernahkah anda melihat sistem terapi detox kaki?Di Pontianak terapi ini sedang populer! Jika sering bepergian ke pusat keramaian seperti supermarket atau mal, maka pasti anda pernah melihatnya. Sistem terapi ini bekerja dengan menempatkan kedua kaki peserta terapi ke dalam sebuah bak yang terhubung ke sebuah alat. Terapi ini diklaim berfungsi untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh melalui kaki. Setelah kurang lebih 30 menit, air dalam bak yang tadinya jernih akan menjadi berwarna merah kekuning-kuningan pekat. Zat yang berwarna pekat ini adalah racun yang berasal dari tubuh peserta. Sungguh menakjubkan! Hanya dalam 30 menit sudah sedemikian banyak racun yang berhasil dikeluarkan dari tubuh peserta.

Jika ditanya, para pemasar alat ini –yang seringkali berpakaian putih-putih selayaknya seorang dokter– dengan sigap akan menjelaskan bahwa terapi detox akan mengurangi resiko terkena berbagai macam penyakit mulai dari pusing-pusing sampai kanker dan diabetes.

Yang menjadi pertanyaan: Apakah kenyaatannya benar seperti yang mereka klaim?


Alat detoksifikasi ini dapat dibeli dengan harga sampai jutaan rupiah atau peserta dapat melakukan terapi pada tempat-tempat yang populer dengan nama ‘Foot Spa’ dengan harga antara 100-200 ribu rupiah per sesi. Harga yang tidak mahal –menurut para penjual– jika dibandingkan dengan manfaat yang didapat.

Di Indonesia, media massa beberapa kali mengulas terapi detoks ini. Sayangnya, seluruh artikel-artikel tersebut tak lebih daripada sebuah promosi terselubung. Sebagai contoh adalah artikel “Sehat dengan Detoksifikasi” dari Tabloid Bisnis Uang atau artikel “Detoksifikasi: Bikin Hidup Lebih Hidup” dari Tabloid Senior.

Ray Girvan pada tulisannya “Dodgy Detox” menyimpulkan bahwa semua ini hanyalah sebuah reaksi elektrolisis, suatu topik yang umum pada praktikum anak-anak SD/SMP. Warna merah kekuning-kuningan tersebut adalah besi yang telah teroksidasi yang berasal dari elektroda alat tersebut. Bukanlah suatu kebetulan jika elektroda alat ini perlu diganti dari waktu ke waktu.

As to the brown colour, a number of critics, such as WicklowLass cited below, argue that foot detox machines are simply AC-DC transformers attached to ferrous electrodes that corrode to generate rust when used to electrolyse the saline water in the footbath.

This theory is backed up by some observers who have found by experiment that their feet didn’t need to be in the bath for the brown to appear.

Ben Goldcare dari The Guardian melakukan sebuah penelitian kecil untuk menganalisis kandungan zat air sebelum proses detox dan setelahnya. Kandungan besi setelah ‘terapi’ melonjak sangat tinggi jika dibandingkan sebelumnya. Selain itu, tidak ditemukan urea dan kreatinin pada sampel yang dianalisis, menandakan tidak ada racun yang keluar dari tubuh.

Bravely I sent along my friend Dr Mark Atkins to have himself Aqua Detoxed. He took water samples from the bowl, which we sent off to the Medical Toxicology Unit at New Cross, south-east London. You can only imagine our excitement, especially as they charged us £200 for the analysis. And so – triumphant music – the water taken out before they switched their Aqua Detox machine on contained only 0.54mg per litre of iron (probably from the metal spoon); but afterwards it contained … 23.6mg/l. Our water, from our kitchen table setup, contained 97mg/l (and it was a bit browner).

But did it extract toxins? “Toxin” is classic pseudoscience terminology. Essentially, the Aqua Detox people are offering dialysis, through your feet. Urea and creatinine are probably the smallest molecules – call them “toxins” if you like – that your body gets rid of, in places like urine and sweat: if “toxins” were going to come out, anywhere, you’d expect those to come out, too. There was no urea or creatinine in the water before the Aqua Detox, and there was none in the water afterwards. Which means, I believe, that we win.

Alat ini pun masuk dalam DeviceWatch.org, sebuah situs yang khusus membahas alat-alat medis yang dipertanyakan kebenarannya. Dalam situs ini, Stephen Barrett, M.D. menyimpulkan bahwa alat-alat ini secara medis tidak berguna.

The Guardian Unlimited article has had some impact on how the Aqua Detox and its imitators are marketed. Some marketers admit that the colors are due entirely to electrode conversion, and there is less emphasis on toxin removal and more emphasis on the “balancing” of “energy” that is not measurable with scientific instruments (and is therefore untestable.) But the bottom line is very simple. All such devices should be considered medically worthless.

Talkabouthealthnetwork.com bahkan mengatakan bahwa terapi detox kaki juga memiliki resiko karena reaksi ini melepaskan gas Klorin yang beracun dan Hidrogen yang mudah terbakar. Berhati-hatilah jika menggunakan alat ini. Jangan gunakan alat detoks kaki pada ruangan tertutup karena gas berbahaya akan terkonsentrasi. Atau lebih baik lagi, jangan gunakan alat ini :).

Hydrogen and chlorine gas is given off in this process. The oxygen atoms from the water combine in the liquid with the salt(added to water to improve conductivity) to form hydroxyl ions. The chlorine gas is from the chloride in the salt. The oxygen in the hydroxyl ions stay in the solution.

Given that chlorine gas is poisonous, this process can be potentially be dangerous to your health. And the explosive hazard posed by the hydrogen is another minus.

Mungkin karena Undang-undang perlindungan konsumen yang cukup baik di negara-negara maju, Ray Girvan dalam tulisannya “Bad Science and rusty footbath revisionism” mengatakan bahwa beberapa produsen ‘alat-alat’ tersebut merevisi klaim bahwa ‘racun’ berwarna merah kekuning-kuningan tersebut berasal dari dalam tubuh peserta terapi. Kini mereka mengatakan bahwa warna tersebut berasal dari elektroda pada alat tersebut. Walaupun demikian tentunya manfaat dari alat ini masih belum dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

However did the press manage to arrive at such a misconception? Perhaps via the vendors’ own statements? Hydra Detox (www.hydradetox.com) now says that its machine merely rebalances the body: “This type of machine is described as a detox machine because the response of a rebalanced body is to excrete any excess toxins via the kidneys, liver, bowels and skin AFTER the treatment” (their capitals, not mine). But a Google search finds a repeated occurrence of an older marketing tagline “Hydra Detox Foot Spas, simply immerse your feet in water and watch in amazement as the toxins are released through the pores in your feet”. Similarly, a Google search also finds many sites for Aqua Detox and Bio Detox stating that you’ll “see the excreted toxins in the water”, in texts whose near-identical content suggests that the claim was in their manufacturers’ blurb.

Bagaimana di Indonesia? Saya lihat Indonesia belum memasuki ‘tahapan’ tersebut, mungkin karena perlindungan konsumen yang sangat lemah. Produsen alat-alat tersebut masih bebas mengklaim hal-hal yang jelas-jelas tidak benar.

Update 23 Jun 2006:

Guru Besar FMIPA Unair Prof. Dr. Ir. Suhariningsih bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah melakukan penelitian terhadap alat-alat ini.

Dari hasil penelitian, membuktikan bahwa alat itu sebenarnya tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap pasien. “Perubahan warna air dari kaki yang direndam, misalnya merah kehitaman atau warna lain, itu sangat tergantung dari konduktor yang direndam atau disalurkan ke dalam air tersebut,” jelasnya.

Update 7 Jul 2006:

Beberapa produsen dari alat ini mengklaim bahwa alat ini sudah memperoleh sertifikasi Class IIa di Eropa. Bagi orang awam, sertifikasi semacam ini bisa menjadi sangat meyakinkan dan seakan-akan alat ini sudah mendapat pengakuan dari para ahli. Tetapi kalau kita mau menelaah lebih lanjut, sertifikasi Class IIa ternyata tidak menyertakan uji klinis! Berikut adalah kutipan wawancara Majalah Medical Device & Diagnostic Industry pada Gordon Higson –ketua komite teknis ISO untuk alat-alat medis–:

In recent years, FDA has become increasingly interested in having device companies develop clinical data about the safety and effectiveness of their products. Is there such an emphasis in Europe?

No. The European approach requires clinical evidence only when the safety of a device cannot be established in the laboratory. But for many devices it is possible to do so, and therefore no clinical data are required.

Even when such data are needed, in Europe the requirement is to show clinical evidence only for safety and performance–not for effectiveness. There is no efficacy requirement in the European law. Our approach is to determine whether the technology performs in accordance with its labeling; we leave it to the medical profession to decide whether one diagnostic or therapeutic methodology is preferable to another for an individual patient.

Are there Class IIa devices that don’t present much danger and, therefore, would not necessarily have to go through much testing?

That’s correct. They have to go through an approval process, but it probably would not involve clinical studies.

Lihat juga diskusi di Quackblog: 1 dan 2.

Penjelasan yang diberikan oleh sebagian besar produsen alat-alat ini tidak meyakinkan secara medis. Tetapi ada beberapa yang memberikan penjelasan yang di mata orang awam terlihat meyakinkan seperti pada situs web Aqua Detox ini. Walaupun demikian, jika dilihat lebih teliti lagi, maka hasil ‘penelitian’ tersebut sama sekali tidak meyakinkan.

Update 16 Jul 2006:

Prof. Suhariningsih dan Drs. Tri Anggoro Priyo melakukan penelitian terapi ion ini di Laboratorium Biofisika FMIPA Universitas Airlangga. Hasilnya? Terapi ion tidak membawa manfaat.

“Dari reaksi elektrolisis tersebut, air yang berwarna kuning, kemerahan dan coklat mengandung Fe 3+, sedangkan air yang berwarna hijau mengandung Ni2+, sedangkan Cl2 justru mengandung gas yang paling berbahaya,” jelas Prof SUHARININGSIH pada suarasurabaya.net.

Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur yang pertama kali keluar dari elektroda adalah ion besi (Fe) yaitu kuning coklat, kemudian diikuti oleh ion Ni (nikel) berwarna hijau/hijau tua. Sedangkan ion Cr dan ion Mn selama eksperimen tidak nampak.

Kesimpulannya, warna dan gelembung udara yang dihasilkan oleh terapi ion (katoda-anoda-kaki) dalam satu ember itu berasal dari elektroda (katoda anoda) yang digunakan, bukan dari ion dari tubuh melalui kaki.

Update 8 Agustus 2006:

Kepolisian mulai melakukan penertiban terhadap ‘terapi’ ini di Surabaya!

Update 24 Mei 2007:

Pada bulan Januari 2007, acara televisi Watchdog yang diputar di BBC Inggris mengulas tentang aqua detox. Seperti yang bisa kita tebak, kesimpulan mereka juga tidak jauh berbeda.

But Watchdog took this idea to science expert Dr Ben Goldacre, who wasn’t impressed. He said: “It has nothing to do with toxins. It’s just basic chemistry – electrolysis. The water goes brown because metal electrodes are rusting in a salt water bath.” So even if you don’t put your feet in the water, it would still turn brown. Goldacre even demonstrated the process with some salt water, a car battery and a Barbie doll. Even Barbie turned the water brown.



The company still claims the machine will get rid of your toxins, but not over the course of the 30-minute session. It now says it’ll kick start your body’s natural immune system, and toxins will be released over the course of a few days. Watchdog showed these claims to Dr David Bender, a senior lecturer in biochemistry at UCL, who said these new claims were also scientific nonsense.

The Aqua Detox probably won’t do you any harm – except to your wallet – but it seems it won’t do you much good either.

9 komentar:

  1. TERAPI IONIK MENIPU?
    Salam tuan/puan..
    Sebenarnya terapi ionik tidak menipu.. JANGANLA JADI INSAN YANG KUFUR ILMU YANG ALLAH BAGI.. memangla kalau tidak letakkan kaki warna keluar TETAPI ion2 negative tersebut tidak ke mana2 hanya ada di situ dan tidak disalurkan ke tubuh badan kita melalui pori-pori tapak kaki untuk meneutralkan keadaan dalaman badan kita yang terlalu banyak toksin..
    Yang TERPENTING sekali ialah keadaan kesihatan customer yang datang berubat telah sembuh dAN tidak lagi bergantung pada ubat hospital... dok makan ubat ubat hospital, kesan jangka panjang ia akan kacau buah pinggang lak. Nasihat saya kalau ada mak ayah yang hadapi sakit urat, lenguh2, kebas2, gastrik pergi la berubat cara ni.. bnyk sgt dah toksin dlm badan. Tersangat bnyk manfaatnya perubatan cara terapi ionik ini dan dah menyembuhkan ramai orang. Saya ada ramai testomoni yang datang ke pusat terapi saya.. Wallahhualam.

    Lagi satu sambungan dari cerita di atas - SY SUKA MENGGUNAKAN KONSEP INI, KALAU SAYA BATUK SAYA DAH GUNA UBAT CAP A, CAP B DAN CAP C TAPI BATUK SAYA MASIH TAK SEMBUH2. LAST2 SEKALI SAYA GUNA KICAP+PERAH LIMAU SEMBUH PULAK BATUK SAYA TU. Kenapa kita tak cakap ubat batuk dr farmasi/klinik/hospital tu menipu? sebab ia tak mampu nak sembuhkan batuk saya? sebab tu kalau cikpuan rasa benda ni tidak serasi dan tak percaya tak perlu la buat. Ada orang buat terapi dan pulih dengan cara macam ni, SO WHAT? Kau tak percaya,kau jangan buat.. bagi org yang ada masalah yg buat then kau bila dapat penyakit pergi je la dapatkan ubat hospital yg mana ubat2 tersebut jangka panjang akan kacau buah pinggang!!!! ORANG YANG TAK BUAT JA YANG DOK SEMBANG LELEBIH NI.. JANGANLA KUFUR ILMU YG ALLAH TAALA BAGI. SUBHANALLAH...IA MEMBANTU LEBIH RAMAI ORANG SIHAT TERUTAMANYA MAK AYAH KITA YANG DAH KURANG SIHAT DAN TAK MAMPU MEMBUAT AKTIVITI YG MENGELUARKAN PELUH. INI CARANYA KITA BUANG TOKSIN IAITU DENGAN BERTERAPI IONIK UTK MENSTABILKAN KEADAAN DALAM BADAN KITA.

    SESUNGGUHNYA DLM BADAN KITA NI BANYAK ION2 POSITIF(SIFATNYA ASID) SEBAB TU BANYAK PENYAKIT. JADI ION2 NEGATIF (SIFATNYA ALKALI) DARI GARAM TU AKAN DIMASUKKAN KE DALAM BADAN KITA MELALUI PORI2 TAPAK KAKI.

    CAKAP BANYAK TAK MAU, RASA SENDIRI PERBEZAAN SEBELUM DAN SELEPAS TERAPI SEKIRANYA ADA MASALAH KESIHATAN.. KALAU ADA MASALAH NAK TIDOR MALAM PUN BOLEH..KALAU ADA MASALAH KESIHATAN PERGILA BUAT SEBANYAK 6-12 KALI BERTURUT2 SAMAADA SETIAP HARI, SELANG SEHARI, 2HARI, 3 HARI. JANGAN SELANG 4,5,6,DAN 7 HARI KERANA TOKSIN AKAN TERKUMPUL BALIK DARI PEMAKANAN KITA. WALLAHUALAM.. SUDAH RAMAI YANG SEMBUH DARI PENYAKIT YANG TIMBUL DARI PEMAKANAN HARIAN KITA TU..TERIMA KASIH.

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru artikel ini memberikan kita pengetahuan, agar khalayak bisa tau yang sebenarnya. Secara ilmiah telah dijelaskan dan dibuktikan (dengan penelitian) bahwa alat tersebut tidak berpengaruh/memberikan manfaat secara medis.

      Memang benar ion negatif dapat memberikan kesehatan, tetapi pada terapi ini banyak sekali ketimpangan dan penipuan dengan mengatakan bahwa perubahan warna air adalah berasal dari racun yang keluar dari tubuh padahal tanpa mencelup kakipun warna air juga akan berubah. Dan dalam penelitian pun tidak ditemukannya zat beracun yang dimaksud yang berasal dari tubuh manusia.

      Saya rasa artikel ini tidak ada masalah, kecuali anda memang salah satu yang termasuk orang-orang yang menipu maka dari itu anda membenarkan alat tersebut.

      Hapus
    2. saya dah cuba terapi ion tapi baru 1st time... saya tak kisah la ia tipu atau betul... cuma saya masih tertanya2, kalau betul penipuan, kenapa lain kaki, lain warna yg terhasil di akhir sesi terapi?

      contoh : ayah saye airnya kemerah-hitaman + putih buih... orang terapi tu bagitau ayah saye adalah masalah pada tulang, gout dan asid yg tinggi dalam badan..

      saya pulak, hasilnya kuning berminyak yg menandakan paras kolestrol dalam badan seperti yg dinyatakan pihak terapi... jadi saya terpikir, kalau betul terapi ini menipu, kenapa hasil kami berbeza? ketika saya menjalani sesi terapi, saya terasa sedikit berkhayal dan mengantuk dan kaki terasa menyucuk2 dan ketika tu ada keluar buih2 di kaki saya.. terlupa, saya ada gastrik dan memang ada buih pd air tu...

      mungkin tak berhasil bagi orang lain tapi ada kesan untuk saya... saya tak mengatakan terapi ion benar tapi saye tak mahu mengatakan ia tipu... apa yg saya baca, terapi ion adalah untuk mengimbangi cas2 ion -ve dan +ve dalam badan kita so tak bermakna dia adalah sejenis detox seperti yg orang sangka... saya sangka baik, dan saya anggap terapi ion ni seperti indicator penyakit dalam badan saya... dan saya tak meletakkan harapan bahawa terapi ini memang khas untuk merawat penyakit... memang tak...

      terima kasih tuan blogger...

      Hapus
    3. Dokter udah sekolah tinggi dan mahal pula, pas ada alat yg di nilai mreka tidak ini lah , tidak itulah mereka mengklaim, mau teruji di laboratorium kelas wahid pun kalau tuhan menghendaki sembuh mau bilang apa, orang pintat ga sah mendahului tuhan, klo memang dengan alat ini orang tidak sembuh dia juga pasti cari yang lain, gitu aja repot dok

      Hapus
    4. Ayah saya terapi ion elektrik. Sudah berapa Kesekian kali. Alhamdulillah yang tadi nya. Kaki nya sakit. /. Susah pakai sendal Alhamdulillah sudah mendingan. Karena banyak yang terpi juga kala ayah saya sedang Terapi. Semua tergantung dari diri masing masing,. Klo sudah Rajin Terapi , tapi makan dan minum juga masih tidak dijaga. Dan Asala aja , Kurang istirahat,. Maka percuma saja klo Rajin Terapi, yg ada hanya buang waktu dan buang duit saja.

      Begitu juga Sama Hal nya dengan minum obat , ,. Yang Membedakan klo minum obat. Pasti akan Ada effect sampingnya , kan kasihan orang tua yang kita sayang. Sembuh 1. Timbul hal penyakit macam lain. Dan Harus BerObat lagi Dan BerObat lagi, sebab apa , Gara gara banyak mengkonsumsi obat.

      Jika Doa sudah Istiqomah. Maka Allah yang maha Pengasih dan Penyayang,. Akan menunjukkan ikhtiar kita. Insyaallah aaamiiinn

      Hapus
  2. mcmna plk dgn video ni cik puteri emas oi? http://www.youtube.com/watch?v=64WjxHBTFY8 bisnes2 jugak,tp xyah la smpi snggup menipu org.. benda dah terbukti secara klinikal,mmg perubahan warna air hnya berlaku disebabkan tindakbalas elektrolisis.. saya sndri dah buat terapi ni n xdak rasa apa2 efek pon.. burn rm10.. xpa,saya halalkan kt tokey kedai 2..buat byar bil letrik, bil air n kos beli garam bukit..

    BalasHapus
  3. Assalamu"alaikum sahabat semua, mengenai terapi ion saya telah pakai sejak thn 2011 hingga sekarang tahun 2017, alkhamdulillah masalah gula, kolesterol dan asam urat sy terkontrol jadi normal, kalau badan sy sdh merasa nggak enak atau gula naik sy terapi alkhamdulillah badan jd fresh kembali. Dari thn 2004 sy diabet yg mengakibatkan tubuh sy gatel2, koreng sdh hampir seluruh bdn ada, termasuk muka dan kepala pun ada korengnya, sy berobat baik medis maupun alternatif herbal selama 7 thn blm ada hasilnya, Pada th 2011 sy diperkenalkan teman sy alat terapi ion dirumahnya , tapi say masih ragu maka saya tolak dgn halus ,3 bln kemudian ketika tubuhsy sudah mulai lemes, perut eneg, sering pusing, kaki kram ,susah tidur dan pipis melulu akhirnya sy berfikir untuk coba alat tersebut. Pertama sy coba dirumah teman saya pun sy lihat latnya masih ragu juga, begitu sudah selesai terapi yang saya rasakan badan lbh enak ,enteng dan tidur pulas, setelah hari ketiga terapi koreng2 saya mulai kering dan tdk ada rasa gatel lagi , saya pun putuskan untuk beli alat tersebut, alkhamdulillah kulit yang bekas koreng pun sudah halus lagi tidak ada bekasnya. Saya buka terapi untuk umum alkhamdulillah banyak orang yang merasa enak setelah terapi. Kalau pengalaman saya tentang penelitian ygmenyatakan terapi ion tidak bermanfaat ada kemungkinan elemen yang dipakai bukan standar yang seharusnya dipake utk terapi ion karena pada saat sy cari elemen penjualnya kasih tahu ada yang original imor dari Jepang, klau yang kw ada import dari thailand dan India, yang prod lokal Kw pun ada prod dr Surabaya. memeng yang original susah untuk mendapatkanya karena selain harganya mahal barang biasanya indent bisa sampe 2 bulan. Terserah bgmn masing2 menyikapinya saja masalah terapi ini.Yang jelas klau sy cocok dengan terapi ini Klau ada yang mau tanya ke saya silahkan di nmr. 0813 18546549

    BalasHapus
  4. Ilmu kedokteran takut ga laku aja, sama seperti obat dan jamu, dokter bilang tidak boleh minum jamu, dokter atau apapun bukan tuhan, jadi terserah tuhan mau kasih jalan kesembuhan lewat mana aja, gitu aja kok repot dok

    BalasHapus
  5. Namanya jg usaha, klo keringat ponari bisa jd obat, apa salahnya dicoba, misal negitu, jgn negative thingking, itu yg bikin penyakit,

    BalasHapus